KASIH TAK BERSYARAT
"Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa"
Roma 5:8
"Mengapa anda mencintai suami anda?" atau
"Mengapa anda mencintai istri anda?" pasti banyak diantara kita yang
pernah mendengar pertanyaan ini dan banyak pula diantara kita yang menyebutkan
bahwa kecantikan, ketampanan, kepribadian, penampilan, ketrampilan, kepintaran,
kebaikan, rasa humor dari pasangan kita dan lain-lain sebagai jawabannya.
Namun bagaimana jika seiring dengan berjalannya waktu, suami
atau istri anda berhenti memiliki setiap hal yang disebutkan diatas. Apakah
anda masih tetap mencintainya? secara logika pasti jawabannya adalah 'tidak',
bukan? Jika dasar dari kita mencintai pasangan (suami atau istri) kita adalah
mengenai hal-hal diatas maka hal-hal tersebut akan berangsur-angsur pudar dan
rasa cinta kitapun akan hilang dan lenyap.
Satu-satunya jalan agar cinta dapat bertahan seumur hidup
adalah cinta yang tanpa syarat (agape). Cinta yang Allah berikan kepada kita,
karena cinta itu berasal dari Allah. Ia begitu penuh cinta. Alkitab
mengatakan : "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita ( I Yohanes 4:10). Apabila Ia berkeras agar kita
membuktikan diri layak mendapatkan kasih atau cinta-Nya, kita pasti akan gagal
total. Namun, cinta Allah adalah pilihan yang Ia buat sendiri. ini adalah
sesuatu yang kita terima dari Dia dan kemudian kita bagikan kepada orang lain
(termasuk istri atau suami kita). "Kita mengasihi, karena Allah lebih
dahulu mengasihi kita" (I Yohanes 4:19), dengan memberikan Anak-Nya yang
tunggal untuk menebus hidup kita dari kematian yang kekal (Yohanes 3:16).
Cinta tanpa syarat yakni cinta agape tidak akan goyah oleh
waktu atau keadaan. Justru akan semakin teruji dan membuktikan serta
menunjukkan bahwa cinta agape itu adalah cinta yang sejati, yang berasal dari
Allah. Cinta yang "menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu ( I Korintus 13:7). Firman Tuhan berkata : Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(Roma 8:35). Apapun itu tak dapat menjauhkan kita dari cintaNya. Dengan
pengorbanan dan kematian AnakNya yaitu Kristus di kayu salib menunjukkan bahwa
Allah sungguh mencintai manusia dengan cinta (agape)-Nya.
Pertanyaannya : Apakah kita sudah mencintai sesama kita
(suami,istri,orang tua,anak,saudara) dengan kasih yang tak bersyarat? Apakah
kita sudah mempraktekan dengan membagikan cintaNya dalam setiap kehidupan kita
sebagai wujud kita mengasihiNya?
Beberapa hari lagi kita akan memperingati kematian Yesus
Kristus, biarlah dalam kesempatan ini kita mengingat kembali cintaNya yang
besar bagi setiap kita umat tebusanNya dan juga merupakan kesempatan yang
terindah untuk kita bisa membagikan cintaNya bagi sesama setiap waktu. Amin!
Selamat Paskah.
Βella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar