Ingin melihat bintang di malam hari menjelang tidur bersama kekasih;Tidak menyukai orang yang malas karena orang malas adalah mereka yang telah menyia-nyiakan kesempatan yg diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Ku tak mau hidup percuma tiada hasilnya. Belajar taat dan setia bagi-NYA ...
Senin, 13 Februari 2012
Sahabat
“Berdua lebih baik dari pada seorang diri,” karena seorang sahabat dapat melipatgandakan sukacita kita dan menjadi tempat berbagi dukacita. —HDF
God's In Control { Step Back }
God's in control, no matter what you think,
This universe belongs to Him
Everything you see and everything you don't
All is His, except for the sin,
So let Him help you through life
Whatever, come what may
Step back and watch, let God
Cause He can, Make Your Day,
Just learn to trust and lean on Him
Through Jesus Christ, His Only Son
You'll see mighty changes in your life
Victory over evil strongholds, one by one,
Yes, God's in control so let Him
Step back and let Him be
New Life, New Hope, New Peace
New Joy, on throughout all Eternity.
This universe belongs to Him
Everything you see and everything you don't
All is His, except for the sin,
So let Him help you through life
Whatever, come what may
Step back and watch, let God
Cause He can, Make Your Day,
Just learn to trust and lean on Him
Through Jesus Christ, His Only Son
You'll see mighty changes in your life
Victory over evil strongholds, one by one,
Yes, God's in control so let Him
Step back and let Him be
New Life, New Hope, New Peace
New Joy, on throughout all Eternity.
Minggu, 12 Februari 2012
Kandidat-Kandidat Perselingkuhan
Pernikahan yang bermasalah yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan banyaknya kebutuhan yang tak lagi terpenuhi atau mulai terganggu. Dan keadaan ini sangat rawan terhadap perselingkuhan.
Kemajuan teknologi komputer yang pesat dan adanya akses internet yang menjamur dimana-mana, membuat makin banyak orang terbawa masuk dalam arus perselingkuhan. Dengan tersedianya majalah-majalah dan video kaset yang berisi pornografi, bahkan cyberseks dari internet, ini membuat mereka terjebak dalam perbuatan selingkuh. Pornografi mempunyai dampak yang luar biasa berbahaya karena pengaruh atau cengkeramannya luar biasa. Kalau seseorang sudah sekali masuk dalam pornografi, biasanya akan terjerat dan sulit lepas, karena pikirannya akan dikuasai terus. Jika seorang suami mulai keranjingan menonton film-film yang mempunyai adegan seksual, itu menandakan ada yang tidak beres dalam dirinya.
Istrinya harus mengambil langkah untuk mencegahnya dan membicarakan masalah ini dengan suaminya. Memang ada juga wanita yang keranjingan nonton film seperti itu, tapi seringkali kasus ini terjadi pada kaum pria.
Ada sebagian orang yang mencoba menghalalkan hal ini dan merasa boleh menonton film yang demikian. Alasannya, dulu aku belum menikah dan tidak punyak kesempatan. Sekarang sudah menikah dan punya kesempatan untuk menikmati, toh akhirnya saya berhubungan dengan istri sendiri, bukan dengan orang lain. Sebenarnya pikiran seperti ini salah! Secara fisik memang dia berhubungan dengan si istri, tapi secara mental ia berhubungan dengan orang-orang yang dalam film itu. Dan itu berarti mental ia sudah berzinah dengan orang lain!
Ada banyak situasi dan kondisi tertentu yang bisa membuat kita lebih rawan terhadap perbuatan selingkuh, namun perlu diingat bahwa sebenarnya setiap orang rawan terhadap perselingkuhan. Jadi semua harus waspada, karena kita bisa masuk dalam jeratan itu. Perselingkuhan tidak hanya melanda kehidupan orang-orang yang tidak beriman, namun sudah melanda dan menghancurkan kehidupan anak-anak Tuhan. Tontonan yang berbau perselingkuhan begitu diminati dan disukai oleh masyarakat. Akibatnya masalah ini menjadi sesuatu yang sangat-sangat umum dan menjadi suatu tema yang semakin populer.
Kondisi seperti di atas akan menimbulkan beberapa dampak negatif , yaitu:
1. Sesuatu yang kita saksikan berulang kali akan membuat kita kehilangan rasa sensitif atau kepekaan tehadapnya. Beberapa tahun lalu, kita akan sangat bereaksi pada waktu mendengar apalagi menghadapi suatu perselingkuhan. Namun makin hari kita makin mengakomodasi isu tersebut sebagai sesuatu yang wajar terjadi, dan merupakan bagian dari kehidupan.
2. Makin banyak kasus-kasus perselingkuhan yang ditayangkan dalam bentuk-bentuk yang sepertinya menarik hati oleh media massa. Akhirnya ini akan membuat kita mempunyai suatu kekaguman tehadap perselingkuhan, seolah-olah perselingkuhan itu begitu indah, mesra, dan romantis.
Beberapa macam orang (kandidat) yang rawan terhadap perselingkuhan:
1. Mereka yang sudah lama mempunyai pernikahan yang bermasalah. Pernikahan yang bermasalah itu melelahkan, begitu melelahkan sehingga yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan ialah kebutuhan akan kelegaan yang amat sangat.
2. Suami yang merasa dia tidak mempunyai kebutuhan untuk bertanggungjawab kepada istri. Biasanya kaum laki-laki yang melakukan hal ini. Di mana dalam hubungannya dengan sang istri, si suami boleh bersikap sekehendak hatinya tanpa harus memberikan pertanggungjawaban kepada isteri. Ini adalah pola hubungan nikah yang membuat seseorang itu rawan sekali terhadap perselingkuhan.
3. Seseorang yang mempunyai masa kecil bermasalah. Ada orang yang pada masa kecilnya ditekan atau merasa dirinya tidak berharga. Namun sekarang mulai berharga atau misalnya ada dorongan untuk menolong orang yang terlalu kuat, menyenangkan hati orang tanpa batas, dan tidak bisa mengakui keterbatasannya sehingga terus mau menolong. Akhirnya ia menolong teman wanita atau pria yang sedang bermasalah, dia dengarkan, bantu dan akhirnya terjerumus, makin lama makin intim.
4. Seseorang yang mengalami perubahan yang sangat drastis. Adanya perubahan yang sangat drastis dan tiba-tiba dalam kehidupan akan membuat kita rawan terhadap perselingkuhan. Misalnya, di PHK, mengalami krisis atau kejatuhan ekonomi, ini akan menimbulkan frustasi yang berat dan seseorang akan kehilangan jati diri. Seseorang yang mengalami peningkatan status ekonomi secara mendadak juga rentan terhadap perselingkuhan. Karena keuangannya pun meningkat dengan tiba-tiba sehingga bisa melakukan banyak hal.
5. Orang berusia 40-an atau di atas 40 yang mengalami pubertas kedua. Cukup banyak perselingkuhan menimpa mereka yang memasuki tahap ini. Salah satu faktor lain yang terkait dengan pubertas II ini ialah, karena pada usia 40-an umumnya kita sudah kehilangan orang tua kita. Sewaktu orang tua masih hidup, tanpa disadari kita ini masih merasa diawasi dan harus bertanggung jawab kepada mereka. Harus menjaga nama baiknya, kalau kita berbuat yang tidak-tidak ada orang tua yang menegur kita. Sebab orang tua memang yang paling bebas menegur kita. Namun pada waktu orang tua sudah tidak ada lagi, secara psikologis dan tanpa disadari kita merasa terbebas dari tanggung jawab untuk menjaaga nama baik mereka, dsb. Tiba-tiba kita merasa lebih berani untuk melakukan perselingkuhan. Jadi ini adalah faktor yang patut diperhatikan.
Bagian firman Tuhan untuk menguatkan dan membentengi suami-istri : "Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin daripada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati. Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya." Amsal 5:3-6
"Jauhkanlah jalanmu daripada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,…" Amsal 5:8
Amsal 5 memperingatkan kita tentang perzinahan. Nasihat firman Tuhan jelas sekali, yaitu janganlah memulai, janganlah mendekat-dekat, atau mencari-cari alasan. Kalau kita sudah mulai, sulit bagi kita untuk akhiri. Mencegah lebih baik dari pada mengobati, itu yang lebih baik. Salah satu hukum taurat dalam Keluaran 20:14 berbunyi dengan jelas: "Jangan berzinah". Perselingkuhan adalah perzinahan. Perzinahan tetap perzinahan, dan ini melanggar firman Tuhan. Apalagi Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan, bahwa kalau kita melihat seseorang yang berlawanan jenis lalu gairah kita bangkit, itu pun sudah merupakan perzinahan. Jadi walaupun masyarakat dan lingkungan di sekitar kita memperbolehkan perselingkuhan, firman Tuhan jelas melarangnya.
Amsal 5 : 8, "Jauhkanlah jalanmu daripada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya." Amsal 5 adalah Amsal tentang perzinahan, jadi nasihat firman Tuhan jelas yaitu janganlah memulai, janganlah mendekat-dekat, janganlah mencari-cari alasan.
Saya kira sekarang istilah perselingkuhan kehilangan bobot moralnya karena tidak lagi dikaitkan dengan Tuhan, namun dikaitkan dengan mengkhianati pasangan. Itu tetap adalah suatu perzinahan dan perzinahan tetap kita sebut perzinahan, bukan nama lain.
Kemajuan teknologi komputer yang pesat dan adanya akses internet yang menjamur dimana-mana, membuat makin banyak orang terbawa masuk dalam arus perselingkuhan. Dengan tersedianya majalah-majalah dan video kaset yang berisi pornografi, bahkan cyberseks dari internet, ini membuat mereka terjebak dalam perbuatan selingkuh. Pornografi mempunyai dampak yang luar biasa berbahaya karena pengaruh atau cengkeramannya luar biasa. Kalau seseorang sudah sekali masuk dalam pornografi, biasanya akan terjerat dan sulit lepas, karena pikirannya akan dikuasai terus. Jika seorang suami mulai keranjingan menonton film-film yang mempunyai adegan seksual, itu menandakan ada yang tidak beres dalam dirinya.
Istrinya harus mengambil langkah untuk mencegahnya dan membicarakan masalah ini dengan suaminya. Memang ada juga wanita yang keranjingan nonton film seperti itu, tapi seringkali kasus ini terjadi pada kaum pria.
Ada sebagian orang yang mencoba menghalalkan hal ini dan merasa boleh menonton film yang demikian. Alasannya, dulu aku belum menikah dan tidak punyak kesempatan. Sekarang sudah menikah dan punya kesempatan untuk menikmati, toh akhirnya saya berhubungan dengan istri sendiri, bukan dengan orang lain. Sebenarnya pikiran seperti ini salah! Secara fisik memang dia berhubungan dengan si istri, tapi secara mental ia berhubungan dengan orang-orang yang dalam film itu. Dan itu berarti mental ia sudah berzinah dengan orang lain!
Ada banyak situasi dan kondisi tertentu yang bisa membuat kita lebih rawan terhadap perbuatan selingkuh, namun perlu diingat bahwa sebenarnya setiap orang rawan terhadap perselingkuhan. Jadi semua harus waspada, karena kita bisa masuk dalam jeratan itu. Perselingkuhan tidak hanya melanda kehidupan orang-orang yang tidak beriman, namun sudah melanda dan menghancurkan kehidupan anak-anak Tuhan. Tontonan yang berbau perselingkuhan begitu diminati dan disukai oleh masyarakat. Akibatnya masalah ini menjadi sesuatu yang sangat-sangat umum dan menjadi suatu tema yang semakin populer.
Kondisi seperti di atas akan menimbulkan beberapa dampak negatif , yaitu:
1. Sesuatu yang kita saksikan berulang kali akan membuat kita kehilangan rasa sensitif atau kepekaan tehadapnya. Beberapa tahun lalu, kita akan sangat bereaksi pada waktu mendengar apalagi menghadapi suatu perselingkuhan. Namun makin hari kita makin mengakomodasi isu tersebut sebagai sesuatu yang wajar terjadi, dan merupakan bagian dari kehidupan.
2. Makin banyak kasus-kasus perselingkuhan yang ditayangkan dalam bentuk-bentuk yang sepertinya menarik hati oleh media massa. Akhirnya ini akan membuat kita mempunyai suatu kekaguman tehadap perselingkuhan, seolah-olah perselingkuhan itu begitu indah, mesra, dan romantis.
Beberapa macam orang (kandidat) yang rawan terhadap perselingkuhan:
1. Mereka yang sudah lama mempunyai pernikahan yang bermasalah. Pernikahan yang bermasalah itu melelahkan, begitu melelahkan sehingga yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan ialah kebutuhan akan kelegaan yang amat sangat.
2. Suami yang merasa dia tidak mempunyai kebutuhan untuk bertanggungjawab kepada istri. Biasanya kaum laki-laki yang melakukan hal ini. Di mana dalam hubungannya dengan sang istri, si suami boleh bersikap sekehendak hatinya tanpa harus memberikan pertanggungjawaban kepada isteri. Ini adalah pola hubungan nikah yang membuat seseorang itu rawan sekali terhadap perselingkuhan.
3. Seseorang yang mempunyai masa kecil bermasalah. Ada orang yang pada masa kecilnya ditekan atau merasa dirinya tidak berharga. Namun sekarang mulai berharga atau misalnya ada dorongan untuk menolong orang yang terlalu kuat, menyenangkan hati orang tanpa batas, dan tidak bisa mengakui keterbatasannya sehingga terus mau menolong. Akhirnya ia menolong teman wanita atau pria yang sedang bermasalah, dia dengarkan, bantu dan akhirnya terjerumus, makin lama makin intim.
4. Seseorang yang mengalami perubahan yang sangat drastis. Adanya perubahan yang sangat drastis dan tiba-tiba dalam kehidupan akan membuat kita rawan terhadap perselingkuhan. Misalnya, di PHK, mengalami krisis atau kejatuhan ekonomi, ini akan menimbulkan frustasi yang berat dan seseorang akan kehilangan jati diri. Seseorang yang mengalami peningkatan status ekonomi secara mendadak juga rentan terhadap perselingkuhan. Karena keuangannya pun meningkat dengan tiba-tiba sehingga bisa melakukan banyak hal.
5. Orang berusia 40-an atau di atas 40 yang mengalami pubertas kedua. Cukup banyak perselingkuhan menimpa mereka yang memasuki tahap ini. Salah satu faktor lain yang terkait dengan pubertas II ini ialah, karena pada usia 40-an umumnya kita sudah kehilangan orang tua kita. Sewaktu orang tua masih hidup, tanpa disadari kita ini masih merasa diawasi dan harus bertanggung jawab kepada mereka. Harus menjaga nama baiknya, kalau kita berbuat yang tidak-tidak ada orang tua yang menegur kita. Sebab orang tua memang yang paling bebas menegur kita. Namun pada waktu orang tua sudah tidak ada lagi, secara psikologis dan tanpa disadari kita merasa terbebas dari tanggung jawab untuk menjaaga nama baik mereka, dsb. Tiba-tiba kita merasa lebih berani untuk melakukan perselingkuhan. Jadi ini adalah faktor yang patut diperhatikan.
Bagian firman Tuhan untuk menguatkan dan membentengi suami-istri : "Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin daripada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati. Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya." Amsal 5:3-6
"Jauhkanlah jalanmu daripada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,…" Amsal 5:8
Amsal 5 memperingatkan kita tentang perzinahan. Nasihat firman Tuhan jelas sekali, yaitu janganlah memulai, janganlah mendekat-dekat, atau mencari-cari alasan. Kalau kita sudah mulai, sulit bagi kita untuk akhiri. Mencegah lebih baik dari pada mengobati, itu yang lebih baik. Salah satu hukum taurat dalam Keluaran 20:14 berbunyi dengan jelas: "Jangan berzinah". Perselingkuhan adalah perzinahan. Perzinahan tetap perzinahan, dan ini melanggar firman Tuhan. Apalagi Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan, bahwa kalau kita melihat seseorang yang berlawanan jenis lalu gairah kita bangkit, itu pun sudah merupakan perzinahan. Jadi walaupun masyarakat dan lingkungan di sekitar kita memperbolehkan perselingkuhan, firman Tuhan jelas melarangnya.
Amsal 5 : 8, "Jauhkanlah jalanmu daripada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya." Amsal 5 adalah Amsal tentang perzinahan, jadi nasihat firman Tuhan jelas yaitu janganlah memulai, janganlah mendekat-dekat, janganlah mencari-cari alasan.
Saya kira sekarang istilah perselingkuhan kehilangan bobot moralnya karena tidak lagi dikaitkan dengan Tuhan, namun dikaitkan dengan mengkhianati pasangan. Itu tetap adalah suatu perzinahan dan perzinahan tetap kita sebut perzinahan, bukan nama lain.
PERCERAIAN
Perceraian merupakan tindakan yang dilarang oleh Tuhan, karena dampak dari perceraian itu sendiri terlalu pahit baik bagi yang melakukannya, bagi pasangannya dan terlebih juga bagi anak-anaknya.
Penyebab perceraian dikategorikan dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Kekurangan makanan emosional dalam pernikahan, ibarat pohon yang kurang gizi, kurang dirawat yang akhirnya kering dan mati.
2. Adanya hama yang menyerang pohon Hama tersebut diilustrasikan sebagai pertengkaran, keributan-keributan keras, masuknya orang lain yang pada akhirnya mengakibatkan pernikahan itu rontok.
3. Kurangnya pupuk bagi pohon tersebut. Artinya suami-istri hidup mengikuti arus kerutinan hidup, istri sibuk mengurus anak dls, sehingga sedikit waktu yang diberikan bagi pasangan.
Pengaruh perceraian terhadap anak-anak adalah pengaruh negatif: Riset longitudinal yaitu riset yang dilakukan sepanjang waktu tertentu dan waktunya cukup lama (waktu anak masih kecil sampai beberapa tahun kemudian menjadi orang dewasa). Menghasilkan : bahwa luka-luka yang diderita si anak ternyata dibawa sampai dewasa, kepahitan-kepahitan yang dirasakan dibawa sampai dewasa meskipun perceraian orang tuanya terjadi 10 tahun yang lampau.Berdampak pada pernikahan anak. Konsep tentang pernikahan itu berpengaruh, bahwa pernikahan itu tidak selama-lamanya dan bisa bercerai, dan sepertinya itu memberikan izin untuk bercerai.Tanpa disadari perceraian memberikan solusi, jadi orangtua tidak cocok ya bercerai. Akhirnya si anak mengadopsi, akibatnya daya tahan atau daya juang dalam pernikahan kurang atau sangat mengendor.
Secara sosial, kalau orangtua kita, sanak saudara kita tidak ada perceraian, maka kita agak takut mengambil inisiatif bercerai, jangan sampai kita menjadi orang pertama dalam keluarga kita yang bercerai. Kalau orangtua sudah bercerai, sekurang-kurangnya tahu satu hal bawa orang tua kita tidak akan memarahi kita atu tidak berkata apa-apa sebab mereka melakukannya juga.
Tahap perceraian sebagai berikut:
1. Perceraian emosional, pertengkaran yang terjadi mengakibatkan kematian cinta, dalam pernikahan dan ujungnya adalah perceraian.
2. Perceraian fisik, tidak lagi tidur bersama akibatnya seks tidak terpenuhi, timbul problem baru yaitu munculnya orang ketiga.
3. Perceraian geografis, pisah tempat (secara fisik dan emosional dingin) dan hal ini sangat jarang untuk bisa bersatu kembali.
4. Perceraian total.
Sesungguhnya bagi pasangan yang memiliki hubungan yang jelek tidak berani mengambil keputusan bercerai, karena hal itu sangat menyakitkan. Mereka biasanya akan tetap bertahan. Namun ketika orang ketiga muncul pernikahan itu diancam putus.
Matius 19:6, tetapi Aku berkata: "Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia." Kenapa Tuhan melarang perceraian? Karena Tuhan tahu dampak perceraian itu terlalu pahit, baik pada yang melakukannya, pasangannya maupun anak-anaknya. Yang paling penting kita lakukan adalah ketaatan kepada Tuhan dan hal itu akan mendatangkan berkat.
Penyebab perceraian dikategorikan dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Kekurangan makanan emosional dalam pernikahan, ibarat pohon yang kurang gizi, kurang dirawat yang akhirnya kering dan mati.
2. Adanya hama yang menyerang pohon Hama tersebut diilustrasikan sebagai pertengkaran, keributan-keributan keras, masuknya orang lain yang pada akhirnya mengakibatkan pernikahan itu rontok.
3. Kurangnya pupuk bagi pohon tersebut. Artinya suami-istri hidup mengikuti arus kerutinan hidup, istri sibuk mengurus anak dls, sehingga sedikit waktu yang diberikan bagi pasangan.
Pengaruh perceraian terhadap anak-anak adalah pengaruh negatif: Riset longitudinal yaitu riset yang dilakukan sepanjang waktu tertentu dan waktunya cukup lama (waktu anak masih kecil sampai beberapa tahun kemudian menjadi orang dewasa). Menghasilkan : bahwa luka-luka yang diderita si anak ternyata dibawa sampai dewasa, kepahitan-kepahitan yang dirasakan dibawa sampai dewasa meskipun perceraian orang tuanya terjadi 10 tahun yang lampau.Berdampak pada pernikahan anak. Konsep tentang pernikahan itu berpengaruh, bahwa pernikahan itu tidak selama-lamanya dan bisa bercerai, dan sepertinya itu memberikan izin untuk bercerai.Tanpa disadari perceraian memberikan solusi, jadi orangtua tidak cocok ya bercerai. Akhirnya si anak mengadopsi, akibatnya daya tahan atau daya juang dalam pernikahan kurang atau sangat mengendor.
Secara sosial, kalau orangtua kita, sanak saudara kita tidak ada perceraian, maka kita agak takut mengambil inisiatif bercerai, jangan sampai kita menjadi orang pertama dalam keluarga kita yang bercerai. Kalau orangtua sudah bercerai, sekurang-kurangnya tahu satu hal bawa orang tua kita tidak akan memarahi kita atu tidak berkata apa-apa sebab mereka melakukannya juga.
Tahap perceraian sebagai berikut:
1. Perceraian emosional, pertengkaran yang terjadi mengakibatkan kematian cinta, dalam pernikahan dan ujungnya adalah perceraian.
2. Perceraian fisik, tidak lagi tidur bersama akibatnya seks tidak terpenuhi, timbul problem baru yaitu munculnya orang ketiga.
3. Perceraian geografis, pisah tempat (secara fisik dan emosional dingin) dan hal ini sangat jarang untuk bisa bersatu kembali.
4. Perceraian total.
Sesungguhnya bagi pasangan yang memiliki hubungan yang jelek tidak berani mengambil keputusan bercerai, karena hal itu sangat menyakitkan. Mereka biasanya akan tetap bertahan. Namun ketika orang ketiga muncul pernikahan itu diancam putus.
Matius 19:6, tetapi Aku berkata: "Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia." Kenapa Tuhan melarang perceraian? Karena Tuhan tahu dampak perceraian itu terlalu pahit, baik pada yang melakukannya, pasangannya maupun anak-anaknya. Yang paling penting kita lakukan adalah ketaatan kepada Tuhan dan hal itu akan mendatangkan berkat.
Pengkhianatan Dalam Pernikahan
Salah satu atau mungkin krisis terbesar dalam pernikahan adalah pengkhianatan. Berita bahwa pasangan telah berselingkuh dapat diibaratkan seperti tornado yang secara sekejab melanda dan menyapu bersih kehidupan yang telah dibangun bersama. Marilah kita pelajari kembali dinamika perselingkuhan dan apakah yang dapat dilakukan untuk menghindar dari bencana pengkhianatan ini.
KRISIS PERNIKAHAN ADALAH KRISIS PENGKHIANATAN:
ò Lebih luas dan dalam daripada sekadar perselingkuhan.
ò Biasanya merupakan puncak gunung esùtumpukan masalah.
Apa pun penyebab pengkhianatan itu, hasil akhirnya adalah:
ò Rasa TIDAK PUAS
ò Rasa BUNTU, tidak bisa menembus pasangan
ò Rasa SEPI DAN HAMPA
Pada umumnya usaha demi usaha sudah dikerahkan untuk menyelesaikan masalah namun perubahan hanya berlangsung sementara atau malah tidak ada perubahan sama sekali. Pada akhirnya perselingkuhan menjadi:
ò Sebuah ALTERNATIF lain, ketimbang hidup dalam ketidakbahagiaan
ò Sebuah PERISTIRAHATAN dari kemelut yang menyusahkan
Penyebab lain perselingkuhan bersumber dari masalah kepribadian:
ò Selalu membutuhkan AFIRMASI atau pengakuan
ò Selalu membutuhkan STIMULASI atau gairah
JADI, APAKAH YANG SEHARUSNYA TELAH DILAKUKAN:
ò Seharusnya lebih BERHATI-HATI memilih pasangan: Banyak bencana dapat dihindarkan kalau saja kita lebih berhati-hati !
ò Seharusnya lebih memfokuskan pada yang hal-hal yang POSITIF ketimbang negatif. Ingat: Umumnya hal yang menyatukan kita adalah hal yang PENTING sedang hal yang memisahkan kita dan membuat kita bertengkar terus adalah hal yang tidak penting.
ò Seharusnya lebih memfokuskan perhatian pada pengembangan DIRI YANG SEHAT, karena diri yang sehat akan menghasilkan:
+ KOMUNIKASI yang sehat
+ RELASI yang sehat
Mohon diingat: Diri yang SEHAT adalah diri yang MENARIK orang, sedang diri yang TIDAK SEHAT adalah diri yang MENGHALAU orang.
ò Seharusnya telah merencanakan dan melakukan kegiatan yang menyenangkan: Kegiatan menyenangkan menciptakan hati yang senang dan hati senang menciptakan relasi yang kuat.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk belajar MENGAMBIL KEPUTUSAN bersama. Ini adalah keterampilan yang berharga.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik:
+ Di dalam yang benar, ada yang salah dan di dalam yang salah, ada yang benar. Jadi, jangan terlalu yakin diri
+ Memahami dan menyampaikan pemahaman adalah separuh jalan menuju perdamaian.
+ Kerugian dari mengalah ternyata tidak SEBURUK yang dibayangkan dan keuntungan dari kemenangan ternyata tidak SEMANIS yang dibayangkan.
ò Seharusnya lebih membatasi diri dan lebih mengawasi pasangan dalam pergaulan. Ingat: rasa ingin tahu melahirkan ingin puas dan ingin puas melahirkan ingin lagi.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak perhatian pada hal rohani: Mengasihi Tuhan, lebih dari melayani Tuhan
+ Takut kepada Tuhan, lebih dari tahu tentang Tuhan
+ Hidup kudus, lebih dari hidup baik
APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SEKARANG?
Pada umumnya dalam kasus pengkhianatan, akan ada satu pihak yang berniat untuk memulihkan relasi dan ada satu pihak yang tidak berminat. Itu sebabnya langkah pertama, bukanlah menanyakan apakah ia berniat memulihkan relasi melainkan, APAKAH KITA BERNIAT MEMULIHKAN RELASI? Mengapa kita harus bertanya demikian ?
+ Diperlukan KESABARAN yang panjang.
+ Diperlukan DUKUNGAN yang kuat.
+ Diperlukan IMAN yang tegar
Jika kita bersedia menyanggupinya, maka kita mesti melakukan hal berikut ini:
+ Timbalah kekuatan setiap hari dari Tuhan lewat doa dan Firman-Nya.
+ Fokuskan perhatian pada tugas dan tanggung jawab kita saja, bukan tugas dan tanggung jawabnya.
+ Jangan terlalu memerhatikan detail perbuatannya sebab ini akan mengayunkan suasana hati kita.
+ Ingat: Keluarga membutuhkan kestabilan dan saat ini, kita adalah satu-satunya tiang.
Firman Tuhan:
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)
Maleakhi 2:15-16, “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh ? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu ? Keturunan ilahi ! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel – juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat !” Jadi firman Tuhan jelas berkata dua hal, jaga diri jangan berkhianat. Itu yang mesti kita pegang.
KRISIS PERNIKAHAN ADALAH KRISIS PENGKHIANATAN:
ò Lebih luas dan dalam daripada sekadar perselingkuhan.
ò Biasanya merupakan puncak gunung esùtumpukan masalah.
Apa pun penyebab pengkhianatan itu, hasil akhirnya adalah:
ò Rasa TIDAK PUAS
ò Rasa BUNTU, tidak bisa menembus pasangan
ò Rasa SEPI DAN HAMPA
Pada umumnya usaha demi usaha sudah dikerahkan untuk menyelesaikan masalah namun perubahan hanya berlangsung sementara atau malah tidak ada perubahan sama sekali. Pada akhirnya perselingkuhan menjadi:
ò Sebuah ALTERNATIF lain, ketimbang hidup dalam ketidakbahagiaan
ò Sebuah PERISTIRAHATAN dari kemelut yang menyusahkan
Penyebab lain perselingkuhan bersumber dari masalah kepribadian:
ò Selalu membutuhkan AFIRMASI atau pengakuan
ò Selalu membutuhkan STIMULASI atau gairah
JADI, APAKAH YANG SEHARUSNYA TELAH DILAKUKAN:
ò Seharusnya lebih BERHATI-HATI memilih pasangan: Banyak bencana dapat dihindarkan kalau saja kita lebih berhati-hati !
ò Seharusnya lebih memfokuskan pada yang hal-hal yang POSITIF ketimbang negatif. Ingat: Umumnya hal yang menyatukan kita adalah hal yang PENTING sedang hal yang memisahkan kita dan membuat kita bertengkar terus adalah hal yang tidak penting.
ò Seharusnya lebih memfokuskan perhatian pada pengembangan DIRI YANG SEHAT, karena diri yang sehat akan menghasilkan:
+ KOMUNIKASI yang sehat
+ RELASI yang sehat
Mohon diingat: Diri yang SEHAT adalah diri yang MENARIK orang, sedang diri yang TIDAK SEHAT adalah diri yang MENGHALAU orang.
ò Seharusnya telah merencanakan dan melakukan kegiatan yang menyenangkan: Kegiatan menyenangkan menciptakan hati yang senang dan hati senang menciptakan relasi yang kuat.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk belajar MENGAMBIL KEPUTUSAN bersama. Ini adalah keterampilan yang berharga.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik:
+ Di dalam yang benar, ada yang salah dan di dalam yang salah, ada yang benar. Jadi, jangan terlalu yakin diri
+ Memahami dan menyampaikan pemahaman adalah separuh jalan menuju perdamaian.
+ Kerugian dari mengalah ternyata tidak SEBURUK yang dibayangkan dan keuntungan dari kemenangan ternyata tidak SEMANIS yang dibayangkan.
ò Seharusnya lebih membatasi diri dan lebih mengawasi pasangan dalam pergaulan. Ingat: rasa ingin tahu melahirkan ingin puas dan ingin puas melahirkan ingin lagi.
ò Seharusnya telah memberi lebih banyak perhatian pada hal rohani: Mengasihi Tuhan, lebih dari melayani Tuhan
+ Takut kepada Tuhan, lebih dari tahu tentang Tuhan
+ Hidup kudus, lebih dari hidup baik
APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SEKARANG?
Pada umumnya dalam kasus pengkhianatan, akan ada satu pihak yang berniat untuk memulihkan relasi dan ada satu pihak yang tidak berminat. Itu sebabnya langkah pertama, bukanlah menanyakan apakah ia berniat memulihkan relasi melainkan, APAKAH KITA BERNIAT MEMULIHKAN RELASI? Mengapa kita harus bertanya demikian ?
+ Diperlukan KESABARAN yang panjang.
+ Diperlukan DUKUNGAN yang kuat.
+ Diperlukan IMAN yang tegar
Jika kita bersedia menyanggupinya, maka kita mesti melakukan hal berikut ini:
+ Timbalah kekuatan setiap hari dari Tuhan lewat doa dan Firman-Nya.
+ Fokuskan perhatian pada tugas dan tanggung jawab kita saja, bukan tugas dan tanggung jawabnya.
+ Jangan terlalu memerhatikan detail perbuatannya sebab ini akan mengayunkan suasana hati kita.
+ Ingat: Keluarga membutuhkan kestabilan dan saat ini, kita adalah satu-satunya tiang.
Firman Tuhan:
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)
Maleakhi 2:15-16, “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh ? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu ? Keturunan ilahi ! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel – juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat !” Jadi firman Tuhan jelas berkata dua hal, jaga diri jangan berkhianat. Itu yang mesti kita pegang.
Setelah Perselingkuhan
Perselingkuhan pada hakekatnya merupakan perzinahan, yaitu suatu tindakan yang dilarang oleh Tuhan, dan sekaligus perbuatan yang tidak mendatangkan berkat dan damai sejahtera.
Masalah perselingkuhan memang masalah yang cukup berat yang harus diatasi oleh sepasang suami-istri. Namun tidak mudah bagi pasangan suami-istri ini untuk memulihkan hubungannya seperti semula, ketika masalah perselingkuhan itu sudah diselesaikan.
Pada masa badai perselingkuhan menerpa, kita mengeluarkan segenap energi untuk bertahan. Apa yang terjadi setelah badai selingkuh berlalu kadang mengejutkan. Kita malah saling mencakar dan relasi antara suami-istri justru memburuk. Mengapa?Pada masa badai selingkuh menerpa, kita bersatu padu melawan satu sasaran yang sama, yakni si pengganggu itu. Setelah ancaman itu lenyap, kita kembali melihat ketidakcocokan yang telah membuka pintu perselingkuhan itu.
Pada masa bertahan, target kita adalah menyelamatkan pernikahan. Semua perasaan luka dan terabaikan serta kebutuhan kita kesampingkan. Setelah badai selingkuh lewat, kita barulah menyadari luka yang ditimbulkan dan kebutuhan yang tak terpenuhi. Perasaan marah yang tadinya kita kesampingkan sekarang terangkat ke permukaan dan mulai kita ekspresikan kepada pasangan.
Badai selingkuh acap kali mengobrak-abrik struktur rumah tangga. Jika sebelumnya kita berada di bawah kekuasaannya, mungkin sekali sekarang kita berdiri sejajar dengannya. Atau kebalikannya. Mungkin dia dulu yang berada di bawah kendali kita, sekarang ia berada di atas kita. Perubahan ini menuntut penyesuaian peran, hak, dan tanggung jawab.
Apa yang harus kita lakukan?
1. Pelaku selingkuh harus menyadari bahwa kesembuhan emosional tidak terjadi dengan segera dan memerlukan waktu yang panjang. Izinkan pasangan untuk marah dan mewujudkan lukanya.
2. Ketidakcocokan tidak pudar dengan berakhirnya perselingkuhan; inilah masanya membereskan masalah, dan bukan menutupinya. Mintalah bantuan seorang konselor untuk menolong menyelesaikannya.
3.Perubahan memang mencemaskan namun sering kali perubahan adalah untuk kebaikan bersama. Jadi, jangan kaku dan menolak perubahan.
Kalau kita rendah hati dan takut akan Tuhan, tidak ada selingkuh. Namun kalau sampai kita telah jatuh ke dalam dosa selingkuh, dosa perzinahan, dan kita ingin bereskan kembali, bangun kembali rumah tangga kita ini kuncinya, rendah hati untuk mau menerima perubahan, menerima peran yang baru, mengalami keterbatasan, rendah hati mengakui kesalahan dan minta maaf, dan terus-menerus takut akan Tuhan. Ini panduan kita karena kita tahu Tuhan mengawasi kita, jangan lagi berbuat dosa.
Firman Tuhan "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan." Amsal 22:4
Masalah perselingkuhan memang masalah yang cukup berat yang harus diatasi oleh sepasang suami-istri. Namun tidak mudah bagi pasangan suami-istri ini untuk memulihkan hubungannya seperti semula, ketika masalah perselingkuhan itu sudah diselesaikan.
Pada masa badai perselingkuhan menerpa, kita mengeluarkan segenap energi untuk bertahan. Apa yang terjadi setelah badai selingkuh berlalu kadang mengejutkan. Kita malah saling mencakar dan relasi antara suami-istri justru memburuk. Mengapa?Pada masa badai selingkuh menerpa, kita bersatu padu melawan satu sasaran yang sama, yakni si pengganggu itu. Setelah ancaman itu lenyap, kita kembali melihat ketidakcocokan yang telah membuka pintu perselingkuhan itu.
Pada masa bertahan, target kita adalah menyelamatkan pernikahan. Semua perasaan luka dan terabaikan serta kebutuhan kita kesampingkan. Setelah badai selingkuh lewat, kita barulah menyadari luka yang ditimbulkan dan kebutuhan yang tak terpenuhi. Perasaan marah yang tadinya kita kesampingkan sekarang terangkat ke permukaan dan mulai kita ekspresikan kepada pasangan.
Badai selingkuh acap kali mengobrak-abrik struktur rumah tangga. Jika sebelumnya kita berada di bawah kekuasaannya, mungkin sekali sekarang kita berdiri sejajar dengannya. Atau kebalikannya. Mungkin dia dulu yang berada di bawah kendali kita, sekarang ia berada di atas kita. Perubahan ini menuntut penyesuaian peran, hak, dan tanggung jawab.
Apa yang harus kita lakukan?
1. Pelaku selingkuh harus menyadari bahwa kesembuhan emosional tidak terjadi dengan segera dan memerlukan waktu yang panjang. Izinkan pasangan untuk marah dan mewujudkan lukanya.
2. Ketidakcocokan tidak pudar dengan berakhirnya perselingkuhan; inilah masanya membereskan masalah, dan bukan menutupinya. Mintalah bantuan seorang konselor untuk menolong menyelesaikannya.
3.Perubahan memang mencemaskan namun sering kali perubahan adalah untuk kebaikan bersama. Jadi, jangan kaku dan menolak perubahan.
Kalau kita rendah hati dan takut akan Tuhan, tidak ada selingkuh. Namun kalau sampai kita telah jatuh ke dalam dosa selingkuh, dosa perzinahan, dan kita ingin bereskan kembali, bangun kembali rumah tangga kita ini kuncinya, rendah hati untuk mau menerima perubahan, menerima peran yang baru, mengalami keterbatasan, rendah hati mengakui kesalahan dan minta maaf, dan terus-menerus takut akan Tuhan. Ini panduan kita karena kita tahu Tuhan mengawasi kita, jangan lagi berbuat dosa.
Firman Tuhan "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan." Amsal 22:4
PERSELINGKUHAN
Hai....blogger...
Kali ini aku akan mengupas tentang keluarga yakni hubungan suami-istri dan apa-apa saja yang dapat membuat hancurnya rumah tangga Kristen (menarik untuk dibaca dan bisa menambah pengetahuan bagi mereka yang mau tahu lebih dalam tentang pernikahan itu sendiri).
Perselingkuhan, perceraian, mengapa bisa terjadi???? bahkan dikalangan rumah tangga Kristen itu sendiri.... Apakah ini tandanya bahwa keluarga Kristen sudah melupakan Tuhan sehingga takut akan Tuhan tidak ada lagi dalam kehidupan mereka dan mereka menyangkal semua yang dikerjakan-Nya??? Apakah Tuhan tidak dilibatkan dalam rumah tangga mereka???
Ingatlah (Yakobus 1:14-16 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!)
Ini adalah realita yang kita hadapi dijaman yang super instan...semoga hubungan kita dengan pasangan bukan hubungan yang instan tetapi hubungan yang terjalin dan yang penuh dengan proses demi proses untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih berharga bersama pasangan yang Tuhan percayakan bagi kita masing-masing (baik dengan kelebihan maupun kekurangannya)..... bertanggung jawab untuk semua yang Tuhan berikan bagi kita, hidup kudus dalam pernikahan yang telah Tuhan rancangkan dan yang Tuhan tetapkan bagi kita sehingga kita patut menjadi teladan bagi keturunan kita kelak (tidak mendatangkan kutuk,nantinya) dan bagi sesama serta disebut sebagai anak-anak Allah yang taat melakukan kehendak-Nya dimuka bumi ini.
Topik-topik ini akan dibahas lebih ringkas ...
Check it out ....
Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain.Perselingkuhan mempunyai beberapa lapisan atau kategori:
Lapisan yang pertama dan merupakan awal dari perselingkuhan, yaitu yang bersifat emosional. Ini terjadi dimana seseorang mengalami ketertarikan dan begitu memikirkan orang lain melebihi pasangannya sendiri. Dan orang lain itu menjadi penyedia kebutuhan-kebutuhan emosionalnya. Pada tahap ini biasanya belum sampai pada kontak fisik.
Lapisan yang lebih dalam yaitu perselingkuhan yang melibatkan keduanya, secara emosional dan juga fisik. Pada tahap ini umumnya kaum pria akan condong kepada sasaran atau tujuan akhir yaitu, hubungan seksual. Di sini sudah terjadi hubungan suami istri antara dia dengan orang lain.
Kategori iseng-iseng, yaitu perselingkuhan yang dimulai dan diakhiri hanya dengan hubungan fisik belaka. Ketertarikan fisik pada orang lain itu begitu kuat sehingga tidak lagi mengenal perbedaan status ekonomi dan pendidikan. Jadi tidak ada ketertarikan emosional, dan ini bisa dikatakan sekedar iseng-iseng saja. Ini merupakan tipe yg cukup umum, dalam kategori ini si pelaku itu kemungkinan besar tidak ada ketertarikan emosional, jadi hubungan selingkuhnya adalah untuk memenuhi keinginan seksualnya belaka.
Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan, yaitu:
1. Saling ketertarikan
2. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan.
Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia sangat merasa kehilangan.
3. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi.
Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan.
Beberapa tipe pasangan atau keluarga yang mudah tergoda atau mempunyai kecenderungan untuk berselingkuh:
Ibrani 13 : 4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Kali ini aku akan mengupas tentang keluarga yakni hubungan suami-istri dan apa-apa saja yang dapat membuat hancurnya rumah tangga Kristen (menarik untuk dibaca dan bisa menambah pengetahuan bagi mereka yang mau tahu lebih dalam tentang pernikahan itu sendiri).
Perselingkuhan, perceraian, mengapa bisa terjadi???? bahkan dikalangan rumah tangga Kristen itu sendiri.... Apakah ini tandanya bahwa keluarga Kristen sudah melupakan Tuhan sehingga takut akan Tuhan tidak ada lagi dalam kehidupan mereka dan mereka menyangkal semua yang dikerjakan-Nya??? Apakah Tuhan tidak dilibatkan dalam rumah tangga mereka???
Ingatlah (Yakobus 1:14-16 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!)
Ini adalah realita yang kita hadapi dijaman yang super instan...semoga hubungan kita dengan pasangan bukan hubungan yang instan tetapi hubungan yang terjalin dan yang penuh dengan proses demi proses untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih berharga bersama pasangan yang Tuhan percayakan bagi kita masing-masing (baik dengan kelebihan maupun kekurangannya)..... bertanggung jawab untuk semua yang Tuhan berikan bagi kita, hidup kudus dalam pernikahan yang telah Tuhan rancangkan dan yang Tuhan tetapkan bagi kita sehingga kita patut menjadi teladan bagi keturunan kita kelak (tidak mendatangkan kutuk,nantinya) dan bagi sesama serta disebut sebagai anak-anak Allah yang taat melakukan kehendak-Nya dimuka bumi ini.
Topik-topik ini akan dibahas lebih ringkas ...
Check it out ....
Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain.Perselingkuhan mempunyai beberapa lapisan atau kategori:
Lapisan yang pertama dan merupakan awal dari perselingkuhan, yaitu yang bersifat emosional. Ini terjadi dimana seseorang mengalami ketertarikan dan begitu memikirkan orang lain melebihi pasangannya sendiri. Dan orang lain itu menjadi penyedia kebutuhan-kebutuhan emosionalnya. Pada tahap ini biasanya belum sampai pada kontak fisik.
Lapisan yang lebih dalam yaitu perselingkuhan yang melibatkan keduanya, secara emosional dan juga fisik. Pada tahap ini umumnya kaum pria akan condong kepada sasaran atau tujuan akhir yaitu, hubungan seksual. Di sini sudah terjadi hubungan suami istri antara dia dengan orang lain.
Kategori iseng-iseng, yaitu perselingkuhan yang dimulai dan diakhiri hanya dengan hubungan fisik belaka. Ketertarikan fisik pada orang lain itu begitu kuat sehingga tidak lagi mengenal perbedaan status ekonomi dan pendidikan. Jadi tidak ada ketertarikan emosional, dan ini bisa dikatakan sekedar iseng-iseng saja. Ini merupakan tipe yg cukup umum, dalam kategori ini si pelaku itu kemungkinan besar tidak ada ketertarikan emosional, jadi hubungan selingkuhnya adalah untuk memenuhi keinginan seksualnya belaka.
Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan, yaitu:
1. Saling ketertarikan
2. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan.
Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia sangat merasa kehilangan.
3. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi.
Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan.
Beberapa tipe pasangan atau keluarga yang mudah tergoda atau mempunyai kecenderungan untuk berselingkuh:
- Keluarga yang si suami atau isteri memang seseorang yang membutuhkan kontak seksual yang lebih variatif.
- Pasangan atau seseorang yang hidup dalam lingkungan yang toleransi terhadap perbuatan selingkuh.
- Pasangan yang rawan terhadap perselingkuhan adalah mereka yang memiliki dan mengalami perubahan sangat besar dalam kehidupannya.
- Keluarga yang rentan terhadap perselingkuhan adalah orang-orang tertentu yang merasa sungkan, tapi salah kaprah.
Firman Tuhan dalam Matius 5:31, 32 berkata: "Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah." Ini jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan.
Apa yang Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain, tapi tetap Tuhan lah yang harus kita hormati dan FirmanNya melarang kita untuk berzinah. "Jangan berzinah" merupakan salah satu dari hukum taurat yang Allah berikan melalui Nabi Musa dan juga merupakan larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang hidup yang lebih bahagia dan diberkati selain jika kita mentaati firmanNya.
Ibrani 13 : 4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)