Senin, 19 Maret 2012

Cerpen - Janji

Semua tak sama.. Tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu.. Selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

song by Padi


***




Sepertinya lagu ini sangat tepat dengan apa yang aku alami... beberapa tahun lalu. Aku begitu mengagumi sosoknya, tidak hanya sikap atau perilakunya melainkan pembawaannya mengingatkanku akan ibuku yang kini telah tiada. Parasnya cantik dan lembut, aku suka itu. Sikapnya yang terkadang menurutku konyol namun menggemaskan bahkan membuat aku merindukannya. Senyuman dibibirnya,lesung pipinya, rambutnya yang panjang dan juga lincah serta periang. Aku bahkan tak pernah melihatnya bersedih atau bermuka muram.

Seakan-akan begitu sempurna Tuhan menciptakannya dengan suatu keindahan yang terpancar dalam wajahnya yang penuh dengan keceriaan. Ada aja topik atau bahan pembicaraannya yang menghiasi hari-hari kami dan mungkin itulah yang membuat aku tertarik padanya.
Dia mampu mengalihkan duniaku...... ^_^
 

***


"Hai... lagi apa neh, pada ngumpul ?? Pasti lagi menceritakan tentang dirku, yah? " kata Elin sembari mengambil kursi dan duduk di hadapanku. Sejenak aku terpaku oleh kedatangannya yang tiba-tiba mengejutkan pembicaraanku dengan yang lainnya.   

"Mangnya, loe artis apa??? jadi bahan pembicaraan kita-kita..." celetuk Deska dan terdengar pula suara tawa Rain, Ivan, Tika, Itha, Yani serta Tommy bersamaan.

"Hehehehehehe, gak lha... kan cuma prediksi aja... So, gimana hari ini kita jadi latihan musiknya kan??? " tanya Elin sambil memandangku dengan senyuman. Yang pastinya aku tahu bahwa pertanyaan tersebut bukan ditujukan kepadaku.

"Iyaaaaa..... sister, kita jadi latihan hari ini. Lagunya dah loe siapin, kan??? tanya Tommy yang tugasnya sebagai penabuh drum.

"Siiip..... tinggal dinyanyikan aja, by the way... ada personil baru yah??? kenalin donk??" jawab Elin sembari terus menatapku dengan tatapan matanya....seakan-akan dia terpesona dengan aku.

Akupun jadi grogi....salah tingkah tapi harus aku sembunyikan ternyata neh cewek berani juga, gumamku dalam hati....

"Oh...ini namanya Leon.... dia pintar lho, main gitarnya. Loe pasti suka dengan keahliannya.... gak bakal nyesel deh" rayuan maut si Rain menggoda ku. Akupun memberanikan diriku untuk berkenalan dengannya.... "Leon...." kataku singkat


***


Beberapa minggu kemudian ....

"Tahu gak seh.... gue paling suka banget makan mie goreng ... mmmm... kalau kamu??" tanya Elin suatu waktu ketika kami sedang menunggu teman-teman yang lain untuk latihan musik distudio bersama. sekali lagi dengan senyumannya yang menawan. 

"Nasi goreng" jawabku singkat sambil menatap matanya. Dia pun mulai mengalihkan tatapannya dan menatap kedepan menghindari tatapan mataku...

"Kemarin latihannya kayak kurang mantap yah?? gimana menurut loe?" tanya Elin melanjutkan pembicaraan

Gilaaaa.... neh cewek.... tadi ngobrolnya tentang dunia kuliner kok sekarang lompat ke dunia musik??? gumam ku dalam hati akupun mulai tahu kalau ternyata pembicaraan kami tadi bahwa dia hanya ingin tahu kesukaan masing-masing.


***


Beberapa bulan kemudian ...

Hari ini aku merasa sepi..... sepi tanpa senyumannya yang selalu menghiasi hari-hari latihan kami. Elin sudah hampir seminggu gak nongol di studio tempat biasanya kami berkumpul untuk berlatih. Dia tengah fokus pada ujian akhir semester di tempat perkuliahannya. 

Aku salut dengan kepribadiannya, berjiwa pemberani walaupun agak sedikit cerewet menurutku. Suaranya bagus aku suka..... mewakili ciri khasnya yakni Elin sendiri. Dia bangga menjadi dirinya sendiri. Dia sosok yang tak pernah aku jumpai sebelumnya, bertanggung jawab, care, tulus, humoris sederhana namun menarik. sepertinya ada sesuatu yang begitu spesial dalam dirinya. Selain pembicaran-pembicaraan kami, aku suka cara berpikirnya yang simple dan juga kritis. Disamping itu dia juga wanita yang giat dalam bekerja walaupun pekerjaannya bukan sebagai sekertaris general manager disebuah perusahaan besar melainkan hanya sebagai tenaga administrasi di sebuah Apotik.

Dia bangga dengan pekerjaannya itu, satu hal yang aku ingat dari pembicaraan kami, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati tanpa keluh kesah adalah merupakan pelayanan yang mulia... itu prinsipnya.

Dia orang yang tegar.... keluarganya adalah keluarga yang sederhana. meskipun orang tuanya bisa membiayai hidupnya namun dia belajar untuk mandiri... karena menurutnya dia harus belajar selagi masih muda. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Ada beberapa adiknya yang harus melanjutkan sekolah bahkan kuliah mereka. Dan karena itulah dia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tidak mau membebani orang tuanya, termasuk untuk biaya kuliahnya.

Aku tak menyangka untuk seorang Elin dia tahu semua lagu dari jaman Adam ampe jaman sekarang.... dibandingkan aku tentunya. Dia suka musik pop, slow rock, jazz, blues bahkan instrumentalia ada banyak lagu-lagu dalam bahasa inggris yang dihapalnya... banyak yang aku pelajari dari kehidupannya yang sederhana. meskipun dia terpaut umur hanya 1 tahun lebih tua dariku namun dia tidak sungkan untuk bertanya pula kepadaku apabila ada yang tidak dia ketahui soal musik.


***


Beberapa tahun kemudian .....

Sudah dua puluh menit aku berada didalam toko kaset ini. Aku mencoba mencari beberapa lagu untuk bahan referensiku mengasah skill ku dalam bermain gitar. Aku punya beberapa kaset rock dan aliran music lainnya seperti milik Gun's n Roses, Metalica, Scorpions, Rod Stewart, Payable On Death (POD), Simple Plan, The Corrs, Michael Learns to Rock dan bahkan jaman-jaman tempo doeloe seperti The Bee gees,The Beatles dan yang lainnya...

"Sayang.... sudah ketemu belom kaset yang kamu cari?" tanya Elin menghampiriku dengan beberapa kaset ditangannya. Dia pun sedang mencari lagu sebagai referensi buat menambah pembendaharaan koleksinya.

"Iya, sudah dapat..." jawabku pula. Kami pun menuju kasir dan langsung aku bergegas mengantarkan Elin pulang kerumahnya.

Sudah dua tahun lebih kami menjalin hubungan asmara. kami merasa nyaman dengan hubungan cinta kami. kami bisa saling menjaga, berbagi cerita dan juga melakukan aktivitas musik bersama-sama. meskipun komitmen untuk melanjutkan hubungan kami berdua ke jenjang pernikahan belum terlintas dibenak kami...

Disuatu waktu dalam ingatanku, kami berdua pernah mengobrol sampai jauh malam.... kami berbagi mengenai prinsip hidup masing-masing. walaupun ada beberapa pandangan yang berbeda menurut kami, tapi tidak membuat kami menyerah.... meskipun jika Tuhan menijinkan suatu waktu nanti kami akan merajut kasih dalam hubungan pernikahan, kami tidak akan mempertentangkan masalah perbedaan prinsip.

Aku merasakan bahwa malam itu adalah malam yang sangat indah bagiku bisa berdua dengannya. disela-sela pembicaraaan kami, aku melihat dia begitu memperhatikan apa yang aku bicarakan... tatapan matanya begitu indah bahkan tepat kena pada jantung ku....aku merasa jantungku berdegup dengan kencang.... aliran darah mengalir begitu deras diseluruh tubuhku..... bahkan sampai-sampai aku tidak bisa berkonsentrasi terhadap pembicaraanku ini terbukti dengan ada beberapa kata yang kadang aku salah atau kecepatan dalam mengucapkannya.....

Ya Tuhan....., ada apa denganku??? Apakah aku benar-benar sakit??????    

Dia memang pintar dalam mengalihkan situasi pembicaraan. inilah saat yang aku perlukan dimana aku merasa seperti orang yang sedang jatuh cinta... oh my God, is it really? I am falling in love..... fallling in love??? with Elin, that woman in front of me.

Aku tak bisa lagi menggunakan logikaku untuk berpikir keras bahwa aku jatuh cinta padanya, wanita yang telah setahun lebih ini dekat denganku. Aku menepis pikiran ini jauh-jauh.... tapi kenapa hatiku merasakan ada kekuatan yang begitu kuat??? ketika aku sekuat tenaga melawan pikiran ini tetapi dengan sekuat tenaga pula perasaan ini begitu menekanku...membuat nafasku serasa sesak.... oh.... tidak, apakah ada masalah dengan jantungku?????

Aku mulai meneguk segelas air putih yang ada dihadapanku... sambil berusaha untuk konsentrasi kembali dengan percakapan kami. Elin bercerita dan share padaku tentang impiannya mengenai pasangan hidup. Menurutnya jika dia menikah nantinya dan pada akhirnya dia tahu bahwa suaminya adalah pemabuk dan selalu menyakitinya, dia tidak akan  menyesal. mengapa? karena dia telah berjanji untuk sehidup semati baik dalam keadaan susah maupun senang dalam ikrar pernikahannya. 

Aku  begitu terharu dengan apa yang disampaikannya. itu menunjukkan bahwa dia adalah orang yang setia dalam kehidupannya, bertanggung jawab atas perkataannya. Dalam hatiku, aku berdoa semoga yang menjadi pasangan hidupmu nanti adalah bukan seorang pemabuk atau orang yang selalu menyakiti hatimu melainkan orang itu adalah orang yang penyayang, yang mencintai kamu dengan tulus dan selalu membuat kamu bahagia seumur hidupmu... 
dan aku sungguh berharap orang yang dapat memberikanmu kebahagiaan itu adalah aku...

Tanpa sadar tanganku tiba-tiba menggenggam tangannya..... jantungku semakin berdegup kencang. aku mulai membelai rambutnya yang halus dan terurai panjang, tiupan angin malam itu begitu dingin kurasa namun hatiku begitu hangat tatkala aku membelai pipinya yang halus dan ia pun memejamkan matanya seakan menikmati belaianku...

Akupun mendaratkan ciuman didahinya... ciuman pertama, entah kekuataan dari mana yang mendorongku untuk melakukannya setelah sekian lama kami bersama. Satu hal yang ada dibenakku adalah aku ingin melindunginya, memberikan rasa aman sebagai seorang laki-laki yang lebih baginya, mencurahkan rasa kasih dan sayangku hanya baginya seorang.
 
Aku memberanikan diri untuk mengatakan bahwa aku mencintainya. Dan berjanji akan menjaga hubungan cinta kami selamanya. Ia tersenyum begitu menawan. Aku sungguh terpana dengan senyumannya.

Akupun mendekapnya... dan ia pun membalas memeluk ku dengan erat seakan-akan tak ingin lepas dari dekapanku. kami hanya terdiam dan tak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami hanya bahasa tubuh yang mengartikan rasa ini... yakni kami berdua ternyata saling mencintai.   

Saat seperti ini, telingaku seperti mendengar sayup-sayup lagunya Shania Twain 'From This Moment' yang sering dinyanyikan Elin ketika kami latihan distudio....

From this moment life has begun 
From this moment you are the one
Right beside you is where i belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only for your happiness 
And for your love I'd give my last breath 
From this moment on 

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you can't wait to start 
You and I will never be apart 
My dreams came true because of you 

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this 
There is nothing I wouldn't give 
From this moment on 

You're the reason I believe in love 
And you're the answer to my prayers from up above 
All we need is just the two of us 
My dreams came true because of you 

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this 
There is nothing I wouldn't give 
From this moment 
I will love you as long as I live 
From this moment on



*** 


Masa kini .....

Segelas Cappuccino menemani sore hariku yang indah disebuah cafe yang dulu pernah aku datangi. Sudah setahun berselang, aku tidak mendengar kabar darinya. Ini adalah kesalahanku. Kesalahan yang jika kuingat kembali semakin memberitahuku bahwa aku memang bodoh.....

Aku begitu rapuh, tatkala Elin harus pindah ke kota lain karena urusan pekerjaan yang digelutinya mengharuskan dirinya tinggal dikota tersebut selama beberapa bulan.

Ku akui  memang aku mudah tergoda, selang beberapa bulan sejak kepindahan Elin, group musik kami harus mencari vokalis baru. Dan aku terpikat dengan Lisa vokalis baru tersebut.

Aku tidak bisa memegang janjiku pada Elin. Dimana, jarak dan waktu memisahkaan kami berdua yang harus berhubungan semakin jauh pula hubungan aku dan Elin. 
Ku akui Lisa lebih muda dariku, smart, modis, manis,genit dan periang (ada beberapa kesamaan yang aku temui dalam diri Lisa dan Elin), orang tua Lisa adalah orang yang terpandang dan memiliki usaha atau bisnis yang terkenal. Kalau dibilang orang gedongan lah. 

Aku jatuh hati terhadap Lisa. Disaat Elin jauh dariku, Lisa lah yang mendekat dengan ku. Dari beberapa karakter dan sikap, aku lebih memilih Elin.
Tapi........ godaan itu semakin membuat aku tersiksa. Jujur kuakui seharusnya aku menjaga jarak dengan Lisa karena akupun tahu dia sudah memiliki pacar. Namun, apa boleh dikata, cinta begitu kuat bagaikan maut... tidak ada yang dapat menahan kekuatan cinta itu sendiri.
Gelora asmara yang begitu menggebu-gebu didalam hati yang akhirnya membuahkan rasa ingin memiliki. Pikiran atau akal sehatpun tak ku gunakan asal aku memiliki kepuasan dalam diri ini. 

Maafkan aku Ibu ...
Ternyata aku tidak bisa menjadi seorang anak laki-laki yang kau banggakan
Maafkan aku Elin .... 
Ternyata aku tidak bisa memegang janjiku sebagai seorang laki-laki yang kau harapkan
Aku tidak bisa membedakan antara apa itu arti cinta sejati dan cinta karena nafsu....    
Aku mencintaimu Elin ...
Inilah isi hatiku

Semua tak sama.. Tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu.. Selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu
song by Padi

***








Tidak ada komentar:

Posting Komentar