Rabu, 15 Februari 2012

Kekudusan & Kesetiaan


Imamat 20 :7-8

20:7 Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
20:8 Demikianlah kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu.
Allah yang menguduskan kita dan kita harus berusaha untuk hidup dalam kekudusan yang dikehendaki-NYA. Kekudusan adalah usaha bersama antara TUHAN dan manusia. Pada waktu kita jatuh dalam godaan, kita lemah kita sedang jauh dari TUHAN dan tidak hidup akrab dengan Tuhan. Pada saat kita bertobat dan mengikut kehendak TUHAN pada saat itulah kita hidup kudus.

Kekudusan berdimensi majemuk. salah satu aspek lainnya adalah kesetiaan.Kesetiaan adalah merupakan komponen hidup kudus. Relasi dengan TUHAN maupun sesama adalah kesetiaan.  Apa makna setia?? Melakukan apa yang dijanjikan. Berjanji melakukan sesuatu tetapi tidak melakukannya adalah tidak setia. Kesetiaan tidak bisa dipisahkan dari hidup beriman (setia-bhs inggris’faithfull’).
Pasangan tidak memberikan balasan yang setimpal dengan yang dijanjikan dan kita mencari pasangan lain itu adalah dosa dan jatuh dalam dosa kita tidak hidup dalam kekudusan. Tetapi jika Pasangan tidak memberikan balasan yang setimpal dengan yang dijanjikan dan kita tetap bertahan hidup sesuai kehendak TUHAN itu adalah hidup setia dalam kekudusan. Kalau kita hidup dalam Roh Tuhan dan dipimpin oleh Tuhan maka kita setia kepada Tuhan.

Setia kepada Tuhan, setia kepada pasangan.
Kenapa kita setia? Karena kebaikan dan kasih. Setia adalah melakukan apa yang dikehendaki. Pernikahan Kristen dilandaskan oleh janji kepada TUHAN dan pasangan.  Menjadi yang dikehendaki TUhan maupun pasangan. Jika kita mengatakan bahwa kita setia kepada TUHAN tetapi nyatanya kita tidak setia kepada pasangan, kita tidak hidup dalam kekudusan. Ketidaksetiaan terjadi tatkala kita tidak mengindahkan yang dikehendaki TUHAN dan pasangan.

Dalam melakukan kesetiaan ada tantangan yaitu apakah kita melakukan keinginan pribadi atau kehendak TUHAN. Kesetiaan akan luntur apabila kita tidak melakukan yang dijanjikan.
Melakukan Kekudusan dalam pernikahan adalah dengan cara setia kepada TUHAN dan pasangan.

1. Giat melakukan dan mengokohkan kesetiaan dalam pernikahan.
Objek kesetiaan adalah Allah dan pasangan. Dalam pernikahan objeknya adalah TUHAN dan pasangan. Allah adalah penengah dalam pernikahan. Setia kepada Tuhan adalah melakukan kehendakNya. Maka kitapun akan setia kepada pasangan. Pasangan kita tidak setiap saat berada didekat kita namun kehadirannya diwakili oleh kehadiran  Tuhan yang selalu ada didekat kita.
Kesetiaan kita bukan hanya kepada TUHAN saja tetapi kepada pasangan.

2. Kesetiaan memiliki alasan tertentu yaitu karena kebaikan dan kasih TUHAN.
Begitupun dengan pasangan kita memiliki kebaikan dan kasihnya. Tuhan adalah baik dan setia.  Mengingat pengorbanan akan kasih dan kebaikan pasangan dimasa lampau,jangan lupakan justru ini merupakan alasan terkuat untuk setia. Kepada TUHAN kita dituntut untuk setia kepada pasangan.

3. Kesetiaan pada akhirnya melakukan apa yang dikehendaki kepada orang yang kita janjikan.
Selalu mengingat dan melakukan apa yang diharapkan untuk dilakukan yang diinginkan Tuhan dan pasangan.  Pernikahan memerlukan penyesuaian setiap saat,bersabar dan selalu saling mengingatkan, saling mengemukakan pengharapan. Kesetiaan kita terhadap pasangan harus dibaharui terus menerus karena hidup tidaklah statis.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar