Rabu, 22 Februari 2012

Minggu-minggu Pra-Paskah

Masa dan Minggu-minggu Pra-Paskah adalah persiapan untuk Paskah.
Pra-Paskah tidak diisi hanya dengan duka cita dan pergumulan berat, tetapi juga dengan kesukaan dan pengharapan sebab di sinilah waktu dan kesempatan bagi gereja untuk lebih menghayati peristiwa salib Kristus. Masa Pra-Paskah adalah kesempatan spiritual umat dan lembaga gereja untuk mengenal kasih Allah di dalam Kristus melalui pertobatan yang sungguh. Pertobatan dari dosa selalu diikuti dengan anugerah pengampunan Allah.

Kata “Pra-Paskah” itu sendiri rupanya hanya digunakan di Indonesia. Bahasa-bahasa lain menggunakan kata lent atau lenten (Inggris), yang berasal dari lencten (Anglo-Saxon) atau Lenz (Jerman), yang artinya musim semi. Kata yang sebenarnya lebih berhubungan dengan lang atau long, artinya panjang atau lama. Sebab, di musim semi (di negara-negara yang mengalaminya), siang menjadi lebih panjang atau lebih lama, dibandingkan musim dingin sebelumnya. Dalam bahasa Italia disebut quaresima; dalam bahasa Spanyol cuaresma, yang berasal dari bahasa Latin quadragesima; yang artinya empat puluh. Kata ini sejajar dengan bahasa Perancis carĂªme, yang sekaligus berarti puasa. Jadi nama-nama tersebut sama sekali tidak mengindikasikan melulu “sengsara” Kristus, kecuali persiapan Paskah.

Apakah yang disebut sebagai Minggu-minggu Pra-Paskah? Yang dimaksudkan adalah masa empat puluh hari persiapan menjelang Paskah. Masa ini telah ditetapkan sejak awal abad ke-4 di Roma. Konsili Nicea IV menamakan quadragesima paschae (empat puluh hari sebelum Paskah). Istilah quadragesima digunakan dalam beberapa bentuk pada masa Pra-Paskah ini. Masa ini diisi dengan berpantang dan berpuasa untuk mempersiapkan Paskah. Berpantang dan berpuasa dikenakan kepada imam/pendeta dan umat, terlebih bagi calon baptisan dan mereka yang sedang menjalani rekonsiliasi.

Lalu kapankah masa Pra-Paskah sepanjang empat puluh hari itu dimulai? Bagaiamana cara menghitungnya?
Cara menghitungnya adalah dengan menghitung mundur sebanyak empat puluh hari, dimulai dari hari Paskah. Menurut perhitungan ini, masa Pra-Paskah dimulai pada hari Rabu, yang disebut Rabu Abu. Dari perhitungan ini, jumlah hari Minggu Pra-Paskah adalah 6 (Minggu Pra-Paskah I-VI), dengan Minggu Pra-Paskah I jatuh pada hari Minggu pada hari Minggu sesudah Rabu Abu itu. Itulah sebabnya kita berpegang pada perhitungan quadragesima, sehingga jumlah hari Minggu Pra-Paskah adalah 6 (Minggu Pra-Paskah I-VI).

Masa Pra-Paskah dengan ketentuan sebagai berikut:
• Masa Pra-Paskah dimulai dari Rabu Abu, yaitu 40 (empat puluh) hari sebelum Paskah (perhitungan mundur dimulai pada hari Paskah).
• Minggu Pra-Paskah I adalah hari Minggu sesudah Rabu Abu. Minggu Pra-Paskah II dan seterusnya diurutkan sesudahnya.
• Jumlah Minggu Pra-Paskah adalah 6 (enam) hari Minggu (Minggu Pra-Paskah I-VI).
Melalui Minggu Pra-Paskah ini, Jemaat dihimbau untuk memahami dan menghayati karya penyelamatan melalui pengorbanan (kematian) dan kebangkitan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar