Rabu, 18 Januari 2012

MANA BISA SEMBUNYI?


  Jenny tergesa-gesa mencuci tangannya. Segera setelah itu, ia
   berlari ke kelas meninggalkan teman-temannya. Bocah berusia empat
   tahun ini membenamkan kepalanya ke dalam tas ransel besarnya. Tak
   lama kemudian, suaranya yang lantang membuat saya, yang saat itu
   berjalan melewati kelasnya yang terbuka, tercengang melihat ulahnya.
   "Ibu guru, aku sedang sembunyi!" Jenny berpikir jika kepalanya tidak
   terlihat, maka seluruh tubuhnya pun tidak akan terlihat!
  
   Apa yang Jenny lakukan mengingatkan saya tentang Tuhan Yang
   Mahatahu. Tuhan mengenal dan menyelidiki kita (ayat 1). Dia tahu apa
   yang kita lakukan, yang juga dapat diketahui orang lain. Dia tahu
   keseharian hidup kita: duduk, berdiri, berjalan, berbaring (ayat
   2-3). Ia bahkan tahu apa yang orang lain tidak tahu: sesuatu yang
   tersimpan dalam pikiran kita (ayat 2) serta perkataan yang belum
   keluar dari mulut kita (ayat 4). Benarlah apa yang pemazmur katakan
   bahwa kita tidak mungkin dapat bersembunyi dari hadapan-Nya.
  
   Disadari atau tidak, mungkin adakalanya Anda dan saya bertingkah
   seperti Jenny. Kita berusaha menyembunyikan rapat-rapat kesalahan
   kita dari hadapan Tuhan. Kita berlari menjauh dari-Nya, berpikir
   bahwa kita dapat hidup tanpa berurusan dengan Tuhan. Betapa sia-sia
   hidup seperti itu! Pemahaman bahwa Tuhan Mahatahu seharusnya membuat
   kita tidak lagi berlari dan bersembunyi dari Tuhan, tetapi justru
   membawa diri kita untuk senantiasa dikenal dan diselidiki oleh
   Tuhan. Membuka diri untuk ditegur, diperbaiki, dan dibentuk semakin
   serupa dengan Kristus. 

            SELIDIKILAH AKU, YA ALLAH DAN PERIKSALAH HATIKU
           UJILAH AKU DAN TUNTUNLAH AKU DI JALAN YANG KEKAL!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar