Selasa, 24 Januari 2012

Pertanyaan: Apa seharusnya urutan prioritas dalam keluarga kita?

Jawaban:

Alkitab tidak memberi denah langkah demi langkah untuk urutan prioritas dalam hubungan keluarga. Namun demikian, kita tetap dapat mengacu pada Kitab Suci dan menemukan prinsip umum untuk mengatur prioritas dalam hubungan keluarga kita. Jelas Allah adalah yang pertama: Ulangan 6:5, “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul 6:5). Seluruh hati, jiwa dan kekuatan harus diberikan untuk mengasihi Allah, menjadikan Dia sebagai prioritas utama.

Kalau Anda menikah, pasangan Anda adalah berikutnya. Suami harus mencintai isterinya sebagaimana Kristus mencintai gereja-Nya (Efesus 5:25). Prioritas utama Kristus – setelah menaati dan memuliakan Bapa-Nya – adalah gereja. Berikut ini adalah contoh yang harus diikuti oleh seorang suami: Allah dulu, kemudian isteri. Demikian pula, isteri harus tunduk kepada suami “seperti kepada Tuhan" (Efesys 5:22). Prinsipnya adalah suami hanya lebih belakang dari Allah dalam prioritasnya.

Kalau suami dan isteri hanya lebih belakang dari Allah dalam prioritas kita, dan karena suami dan isteri adalah satu daging (Efesus 5:31) maka masuk akal bahwa hasil dari hubungan pernikahan - anak-anak - adalah prioritas berikutnya. Orangtua harus membesarkan anak-anak yang takut kepada Allah yang menjadi generasi penerus dari mereka yang mengasihi Allah dengan segenap hatinya (Amsal 22:6; Efesus 6:4), kembali memperlihatkan bahwa Allah adalah yang paling utama. Semua hubungan keluarga harus mencerminkan hal itu.

Ulangan 5:16 memberitahu kita untuk menghormati orangtua kita supaya kita berusia lanjut dan supaya segala sesuatunya berjalan dengan baik untuk kita. Tidak ada batasan umur yang disebutkan, yang membuat kita percaya bahwa seumur hidup mereka, orangtua harus dihormati. Tentu saja, begitu anak mencapai kedewasaan, dia tidak lagi wajib menaati mereka (“Anak-anak, taatilah orangtuamu ..."), namun tidak ada batasan umur untuk menghormati mereka. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa orangtua adalah yang berikut dalam daftar prioritas, sesudah Allah, pasangan kita, dan anak-anak kita. Setelah orangtua, berikutnya adalah sisa keluarga kita (1 Timotius 5:8).

Setelah keluarga besar dalam daftar prioritas adalah sesama orang percaya. Roma 14 memberitahu kita untuk tidak menghakimi atau memandang rendah saudara-saudara (v.10) atau melakukan sesuatu yang mengakibatkan sesama orang Kristen “tersandung” atau jatuh secara rohani. Banyak dari kitab 1 Korintus adalah nasihat Paulus mengenai bagaimana gereja harus hidup bersama secara harmonis, saling mengasihi satu dengan yang lain. Nasihat lainnya merujuk pada saudara saudari seiman di dalam Kristus adalah “melayani seorang dengan yang lain dalam kasih” (Galatia 5:13); “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef 4:32), “nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu” (1Tes 5:11); dan “marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” (Ibr 10:24). Akhirnya seluruh dunia (Matius 28:19) yang kita harus beritakan Injil, menjadikan murid-murid Kristus.

Sebagai penutup, urutan prioritas Alkitab adalah Allah, pasangan, anak-anak, orangtua, keluarga besar, saudara dan saudari di dalam Kristus, dan kemudian seluruh dunia. Sekalipun kadang-kadang kita harus lebih berfokus pada seseorang dibandingkan orang lainnya, tujuannya adalah jangan sampai mengabaikan hubungan kita. Keseimbangan Alkitab memungkinkan Allah memberdayakan kita untuk menggenapi semua prioritas hubungan kita, di dalam dan di luar keluarga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar